Ketua Forum Penyelamat Aceh Satu (F PAS) Abdya.Idris |
Terkait dengan statemen
Ketua Panitia Penggalangan Dukungan Faktual
Masyarakat Aceh Barat Daya (Abdya) untuk Propinsi ABAS, EDISI 24- 30
Juni 2013 pekan lalu, ditaanggapi dengan ucapan yang cukup pedas oleh Forum
Penyelamat Aceh Satu (F PAS) Abdya.
“Sesat
dan Pembodohan terstruktur”, kata Idris, ketua F PAS. tiga kata itulah yang dilontarkannya
menanggapi statemen Fadhli Ali, Ketua Panitia Penggalangan Dukungan
Faktual Masyarakat Abdya, untuk Propinsi
Aceh Barat Selatan (ABAS). Selain itu sejumlah argument lain disampaikan pihak
F PAS menyanggah argumen aktivis ABAS.
Kian
hari, isu pemekaran ABAS di Abdya, semakin memanas. Klaim yang
menggadang-gadang masyarakat oleh pihak yang setuju dan tidak setuju pemekaran
dilakukan oleh pihak-pihak. Dalam hal ini, kadang masyarakat dikebiri untuk
kepentingan politik individual dan kelompok tertentu. Akhirnya masyarakat
jualah yang menelan pil pahit.
Pihak
F PAS mengklaim bahwa 90 % masyarakat
tidak tau menahu persoalan wacana Provinsi ABAS. Tak hanya itu, mereka yang
tidak sepakat dengan pemekaran ini mengaitkan panitia ABAS mencari sensasi
dalam masyarakat untuk menjaring dukungan dalam pentas demokrasi Pemilihan Umum
(PEMILU) 2014. “Pernyataan saudara Fadhli
Ali itu, sesat dan telah membodoh-bodohi masyarakat Abdya, masyarakat menengah
kebawah hampir 90 persen tidak tau apa-apa tentang ABAS dan itu hanya
kepentingan dia dan kelompoknya dalam pemilu mendatang“. Sebut Ketua Umum F
PAS, Idris,Kepada Aceh Barat Daya
(ABDYANEWS), Rabu, 26 Juni 2013 di Blangpidie.
Ketua
F FAS bedalih pemekaran justru akan merusak Perdamaian Aceh, Undang-Undang
Pemerintah Aceh (UUPA), Memorandum of Understanding (MoU), Membelah Aceh serta
tidak adanya Sumber Daya Manusia (SDM) adalah alasan utama pemekaran provinsi
dipandang tak layak di setujui pemerintah pusat. ”Padahal dalam MoU Helsinki pasal
114 tentang Batas Wilayah, berujuk bulan 1 Juli 1976, jelas-jelas Propinsi ABAS
akan memecah belahkan Aceh “. Jelas Idris didepan bendahara dan sekretaris
umum F PAS.
“Propinsi ABAS tak merusak Keutuhan Aceh”,
sebagaimana disebutkan merupakan statemen yang tidak wajar dan harus dikaji
ulang secara rasional tentang konsekuensi, untung rugi yang ditimbulkan,
menurut F PAS. Mereka menyarankan hal itu supaya tidak salah kaprah dalam
mengambil sebuah keputusan, dengan demikian Masyarakat tidak terpecah belah,
terkotak-kotak dan dibodoh-bodohi oleh kelompok – kelompok tertentu. “ kita harus membangun Aceh secara
bersama-sama, yang diharapkan masyarakat adalah kesejahtraan buka Pemekaran”
imbuh Idris.
Jaminan
tidak pecahnya Propinsi Aceh, menjadi sebuah komitmen bersama untuk bergabung
dalam upaya memperjuangkan Provinsi ABAS. Itulah tantangan dan keinginan oleh F
PAS. Menurut mereka jika membentuk
provinsi ABAS tidak memecah belahkan Aceh dan dijamin dapat mensejahterakan
masyarakat Aceh, Kami orang pertama yang akan mendukung pemekaran provinsi ABAS.
tutup pria yang akrap disapa bang Idris.
Sejumlah
tudingan menyengat telinga itu, diluruskan secara blakbakan oleh Ketua Panitia
Penggalangan Dukungan Faktual Masyarakat
Aceh Barat Daya (Abdya), untuk Propinsi ABAS, Fadhli Ali yang di damping
sekretaris panitia Jufri Yusuf kepada Aceh Barat Daya (ABDYANEWS) , Rabu, 26 Juni 2013 di Ruang Kerjanya. “ ini perlu diluruskan logika berpikir teman-teman dari F PAS, yang kita
pisahkan adalah wilayah adminitrasi pemerintahan, bukan batas wilayah Aceh Aceh”.Sebutnya
dengan Tersenyum.
Mengkaitkan
issue soal ABAS dengan hal yang lain itu seperti pencaleg-kan merupakan dua hal
yang tidak berhubungan. Ketidak-seragaman pendapat bukan berarti sebuah dosa, sebaliknya
keberagaman pendapat adalah rahmat dan
harus disikapi secara positif. Ada yang setuju dan tidak setuju dengan
Pemekaran itu adalah hal yang wajar dan tidak ada yang berhak untuk memaksa.
Menurut
Fadhli, ia dipilih dalam sebuah rapat yang dihadiri sekitar 40-an orang diantaranya
tokoh masyarkat, Organisasi Kepemudaan, mahasiswa, Anggota DPRK dan Mantan Anggota DPRK Abdya.
serta tanpa adanya proses lobi dan melakukan pendekatan khusus, diamanahkan sebagai Ketua Panitia Penggalangan
Dukungan Faktual Masyarakat Abdya, ABAS.” Saya
diundang untuk menghadiri rapat mengenai pembentukan provinsi ABAS. Saya
datang. Disebuah Café di Susoh pada hari itu dilakukan pemilihan ketua Panitia
penggalangan dukungan untuk ABAS. Saya dipilih jadi ketua” Tutur Fadhli. Jadi menurutnya, Sangat
keliru jika dikait-kaitkan dengan Kepentingan politik 2014”.
Terkait
dengan 90 persen masyarakat menengah ke bawah tidak tau menahu tentang Propinsi
ABAS, seperti yang di utarakan F PAS ditanggapi singkat oleh Fadhli, “itu hasil
survey lembaga mana?”. Jika klaim tersebut bukan berdasarkan hasil survey,
menurut ia pernyataan dimaksud tentu Asal
Bunyi (ASBUN) saja.
Panitia
penggalangan dukungan untuk ABAS di Abdya membuka ruang bagi siapa saja untuk
berpartisifasi dalam pemekaran Provinsi ABAS, sehingga dengan demikian
masyarkat bisa menilai, mana yang melakukan pembodohan dan mana yang melakukan
pencerdasan. Sehingga masyarakat tidak mudah terpropokasi.***