Menjelang perayaan hari
raya Idul Adha 1435 Hijriah yang hanya tinggal satu hari lagi, harga sejumlah
kebutuhan pokok nonpangan seperti cabai merah dan bumbu dapur lainnya meningkat
tajam di pasar tradisional Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya).
Laporan Juliyus
Harga cabai
merah di sejumlah pasar dalam kabupaten setempat mencapai harga Rp.40 ribu per
kilogram dari harga sebelumnya yang hanya berkisar antara Rp.20 ribu-Rp. 25
ribu per kilogram.
Foto: AbdyaNews/Juliyus LAYANI PEMBELI: Seorang pedagang
di kawasan Pasar
Blangpidie melayani pembeli untuk memenuhi
kebutuhan bumbu dapur menyambut hari
raya Idul Adha 1435 h,.
Jumat (3/10).
|
Tomat segar mencapai harga Rp.12 ribu per kilogram, cabai rawit
Rp. 28 ribu per kilogram dan kenaikan ini juga terjadi di sejumlah pasar di
sembilan kecamatan di kabupaten ini. Tak urung, kenaikan ini membuat pusing
para pedagang dan konsumen.
“Memang sudah menjadi tradisi harga barang-barang kebutuhan dapur
naik menjelang hasi-hari besar Islam, seperti lebaran,” keluh Nurma, salah
seorang warga yang berbelanja di Pasar Blangpidie kepada wartawan di sela-sela
kesibukannya membeli kebutuhan bumbu dapur, Jumat (3/10).
Menurutnya, masyarakat tidak heran lagi jika harga bahan naik saat
menjelang lebaran, namun masyarakat umumnya mengaku keberatan dengan lonjakan
harga yang mencapai dua hingga tiga kali lipat dari harga biasanya.
“Kalau bisa harganya turun atau stabil seperti hari-hari. Sehingga
kami selaku masyarakat konsumen bisa nyaman berbelanja dan tidak perlu khawatir
kalau tidak cukup uang belanja,” terangnya.
Hal serupa diungkapkan Udin (45), pedagang di Pasar Blangpidie,
yang merasa keberatan dengan harga barang-barang yang naik drastis.
“Kenaikan harga barang-barang ini jangan diragukan lagi kalau
menjelang hari meugang, puasa, hari raya Idul Fitri dan Idul Adha semua barang
akan mengalami kenaikan harga, mulai dari barang lokal hingga barang luar
seperti sayuran jenis wortel,” jelasnya.
Menurutnya,
kenaikan seperti itu biasanya akan terus berlangsung hingga Hariraya Idulfitri,
namun dengan harga yang bervariasi.
“Kalau
pedagang pasti berharap sama dengan pembeli agar harga turun atau stabil hingga
lebaran usai karena tidak sedikit juga para pembeli yang mengeluh,” tukasnya.
Ditambahkan,
kenaikan harga tersebut juga disebabkan karena kurangnya persediaan cabai merah
dan bumbu dapur lainnya, akan hal itu kios-kios pengecer yang berada di
desa-desa juga kewalahan dalam memenuhi permintaan masyarakat.
“Sejak
sepekan terakhir ini harga cabai naik. Sekarang harganya sudah mencapai Rp 40
ribu/kg, bahkan ada yang Rp.45 ribu/kg. Penyebabnya, kemungkinan besar di
beberapa daerah penghasil cabai terjadi gagal panen,” katanya yang mengaku
kenaikan drastis itu juga berimbas terhadap pedagang dengan sepinya pembeli.
Menanggapi
hal itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM
(Disperindagkop dan UKM) Abdya, Drs.Sulaiman, MM menyatakan, penyebab
terjadinya kenaikan harga itu karena berkurangnya lahan lokasi produksi bahan
nonpangan sehingga pasokan terbatas.
Namun,
kalau bahan pokok seperti minyak, tepung dan sejenisnya masih stabil karena itu
merupakan kebutuhan pangan yang tetap dijaga oleh pemerintah.menurutnya, hal
itu sudah hukum dagang. Kalau penawaran sedikit dan permintaan meningkat akan
terjadi kenaikan harga, kemudian ditambah lagi terjadi inflasi musiman
menyambut lebaran. Dikatakannya, pemerintah tidak perlu membatasi hal itu
karena proses kenaikan harga barang itu akan normal dengan sendirinya, seiring
terpenuhinya permintaan di setiap pasar.
“Kenaikan harga ini akan terus berlanjut
hingga setiap memasuki hari tertentu dalam agama serta tradisi masyarakat Abdya
dan Aceh pada umumnya. Tapi, pihaknya belum bisa memastikan kapan lonjakan
harga itu kembali normal.***