Pembangunan Dua Puskesmas di Abdya Tertunda
ACEH BARAT DAYA (ABDYA) NEWS - Perecanaan Pembangunan ulang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Manggeng dan Puskesmas Blangpidie, Kabupaten
Aceh Barat Daya (Abdya) tertunda akibat terhalang dengan peraturan menteri,
yang tidak memperbolehkan penggunaan dana otonomi khusus (otsus) dari provinsi
dan menganjurkan untuk dikelola oleh Kabupaten/Kota itu sendiri.
Kepala Dinas Kesehatan
(Dinkes) Abdya, Martunis Mkes, Rabu (11/6) mengatakan, tahun 2015 mendatang
akan di rencanakan pembangunan kedua Gedung Puskesmas meliputi, Puskesmas
Manggeng Rp 3 miliar dan Puskesmas Blangpidie Rp 2,8 miliar.
Ia menjelaskan, Kedua
perencanaan bangunan Puskesmas tersebut sempat tertunda dalam tahun 2014, dan
akan dilaksanakan pada tahun 2015. “Seharusnya sudah dibangun dalam tahun ini,
namun dengan adanya pesan singkat melalui Henphon dari Kadis Kesehatan Provinsi
Aceh, pak Taqwallah, bahwa hal itu terhalang dengan peraturan menteri, tapi
saya tidak tau pasti menteri apa yang membuat aturan tersebut,” Jelas Martunis.
Martunis menyebutkan,
pihaknya sudah memasukkan perencanaan pembangunan itu dalam rencana kerja
(Renja) Dinkes Abdya tahun 2014. “Insya Allah, kita pastikan dalam tahun 2015
pembangunan Puskesmas itu akan terealisasi, apabila itu sudah terjadi kita akan
mencari lokasi darurat untuk menempatkan bangunan puskemas sementara sampai
menunggu pembangunannya selesai,” ungkapnya.
Meskipun masih tertunda
dalam tahun ini, kegiatan pelayanan kesehatan pada dua unit Peskesmas di Abdya
itu, berlangsung sebagai mana mestinya. “Kita masih menjalankan rutinitas
sebagaimana adanya, meskipun terkadang pasien sempat membludak dan tidak cukup
ruangan untuk rawat inap, tapi kita tetap berupaya untuk menutupi semua itu,”
terang Kepala Puskesmas Manggeng, Salman SKM ketika dikonfirmsi Wartawan dalam
ruang kerjanya.
Terakir Ia menambahkan,
bila bangunan puskesmas ini dibangun kembali, maka terobati sudah persoalan
masyarakat yang selama ini selalu mengeluh ketika ruangan banyak dipenuhi
pasien, terkadang satu kamar bisa berdesakan sampai 5 orang pasien dan itu
dirasakannya sangat tidak layak. “Kita berharap bangunan itu dapat teralisasi
segera, karena selama ini masyarakat sudah banyak yang merasa kurang puas
dengan pelayanan kita, mau tidak mau, ya beginilah keadaanya,” tutup Salman.***