.

Breaking News

Jumat, 08 November 2013

JANJI ITU, HANYA MIMPI

oleh : MASRIAN MIZANI

           Bagaikan buih dilautan, yang diterjang ombak, begitulah nasib yang di alami oleh salah seorang Keluarga di Kabupaten Yang berjulukan Nagari Breu Sigupai.
Jarum jam sudah menunjuki pukul 05:00 WIB, itu menjadi  alaram isyarat untuk segera bangun, memenuhi kewajiban seorang muslim, seperti biasanya seusai shalat, ibu 5 orang anak ini harus bergegas mempersiapkan barang-barang. Jika tidak, akan tergilas oleh waktu. Barang-barang yang disiapkan Berupa beberapa ikat kangkung dan pakis, untuk di jual. Baginya, pinggiran kota, merupakan lahan untuk mencari sesuap nasi.
Dinginnya agin saat subuh dan teriknya matahari saat siang, tidak menyurutkan niat, untuk mencari sesuap nasi.

        Hidup adalah anugrah dan kesempatan dariNya, tetapi dalam menjalinya, amat susah dan begitu pedih dirasakan selama ini.  Dalam kesusahan, terkadang sempat tersirat kata-kata putus asa. Namun hal itu cepatnya tertangkis karena keyakinan terhadap Sang Ilahi Rabbi.
        sebut saja Nurdin (46) (nama samara), salah seorang petani dikemukiman sangkalan,
kehidupan bapak ini bisa dikatakan tergolong dalam orang yang tidak berada,yang namun ketabahan beliau dalam menghadapi carut-marutnya ekonomi sungguh dengan lapang dada, bahkan beliau tidak pernah mengeluh sekalipun. ”Dulunya saya pernah menjadi tukang becak di kota blang pidie,karena waktu itu BBM naik dan jumlah penumpangpun menurun,jadi saya alihkan propesi saya menjadi petani.Dan, tambah Nurdin jikalau saya tidak mengalihkan pekerjaan saya dari yang dulu ke pekerjaan yang sekarang,jadi mau makan apa anak istri saya ?,” Tanya Nurdin.
       Dalam kondisi seperti ini,sungguh lah banyak masyarakat yang hari ini menaruh harapan akan belaian kasih sayang dari pemerintah,setidaknya bisa membuat beban mereka agak ringan,yang namun, terkadang harapan tersebut kurangnya diamini oleh “mereka”.
Banyaknya masyarakat kita sekarang yang sudah menimbulkan sikap pesimis terhadap pemerintahan,dikarenakan mereka  menganggap semua “orang” yang diduki dikursi panas itu sama semuanya,dan mereka hanya mementingkan keluarga dan kelompok mereka saja, wardah, yang akrab dipanggil dengan (mak Cek Noeng) ini merupakan salah seorang penjual sayur dikaki lima didaerah pasar pagi, Cek Noeng mengungkapkan, “Cukop tat phet ekonomi selawet nyoe,(cukup pahit ekonomi sekarang ini),dulunya, sekira jam 10 sayur-sayur yang saya bawa sudah habis,tapi, tambah Cek noeng  selama pemerintahan sekarang ini,semuanya “lamban”,bahkan kami sampai ada yang jam 12:30 baru habis barang-barang yang dibawa.” tutup Cek Noeng dengan berwajah agak kesal.
Ternyata melemahnya ekonomi,merupakan satu indiksi bagi pemerintah  dalam menjalankan roda pemerintahan,karena apapun program yang akan diimplementasikan,jka sektor ekonomi masih terjadinya stagnansi,itu sama saja diibaratkan bagaikan “Rumah yang tidk mempunya tiang” apapu ceritanya ekonomi merupakan kebutuhan Primer bagi kelangsungan hidup bagi masyarakat umumnya.
            selama pemerintahan  Bupati Ir.Jufrri Hasanuddin dan paangan nya Yusrizal razali,memang kerap mendapatkan isu-isu pulgar  dari kalangan masyarakat,dikarenakan arah gebrakan mereka yang sampai sekarang belum menuai hasi positif bagi masyarakat,dan dimasa kepemimpinan pasangan JIHAD yng hampir memasuki dua tahun ini,memang bisa dikatakan masih hanya sebatas “Chang Kunyet” dan ditambahkan lagi dengan lakonan Bupati yang sering keluar daerah,dengan dalih mencari para insvestor untuk diboyong kekabupaten yang dijuluki Breh Sigupai ini,dalam hal demikian,niat baik itu perlu kita ajukan jempol,karena itu merupakan rasa loyalitas  beliau yang amat besar terhadap masyarakat aceh barat daya,yang namun niat itu kian terkikis karena krisisnya kepercayaan masyarakat yang amat berakar rumput, dikarenakan banyaknya janji-janji yang sampai sekarang belum bisa direalisasikan oleh mereka, baik dengan janji akan dibangunkan prabik tapioca sampai janji akan dibuatnya Pabrik kelapa Sawit (PKS)
Salah seorang sumber yang tidak mau diketahui identitasnya mengutarakan, “Dari sejak hari pelantikan stahun lalu, sampai  berjalannya masa pemerintahan,pemerintah Cuma bisa melontarkan janji-janji murahan kepada masyarakat, Seperti,sambung sumber tersebut, akan dibagikan lahan karet 2 H bagi setiap honorer yang tidak lulus kualipikasi,saya rasa ini hanya permainan “mereka” dalam memimpikan para honorer disiang bolong,jika memang benar akan diberikan lahan,pertanyaannya, dimana lahan tersebut.?” Tanya sumber itu.
           Didalam menghadapi situasi kondisi ekonomi yang berada diposisi koma ini,  Salah seorang pakar  Ekonomi dan Konseptor Aceh Barat daya memberi sidikit pandangan dalam kegalauan masyarakat terhadap melemahnya ekonomi.
“Apapun yang dirancang oleh pemerintah,itu memang sudah ada  jawaban pada mereka,dan out put apa yang mereka harapkan, itu juga sudah ada Draf pada mereka,yang namun alangkah baiknya pemerintah lebih  matang lagi dalam merancangkan program apa yang memang harus dipriyoritaskan terlebih dulu,contoh,seperti sekarang ini pemerintah lebih mempriyoritaskan tahun pertama ini lebih kesektor keagamaan,saya rasa itu cukup menarik,apa lagi itu sesuai dengan nama yang dijuluki  untuk Aceh, yaitu serambi Mekah.
Yang namun,bukannya mengkritisi,tapi masih ada bidang yang memang lebih penting lagi yang harus dilakukan pemerintah,yaitu lebih dsektor ekonomi masyarakat,karena jika ekonomi masyarakat lamban,saya yakin mesjid enggak akan pernah penuh,dikarenakan masyarakat sibuk siang malam untuk mencari nafkah demi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Dan yang lebih anehnya lagi, tahun ini merupakan tahun keagamaan,tapi implementasinya dilapangan sungguh jauh dari apa yang diharapkan,missal, ditengah-tengah tahun keagamaan maling (pencuri) semakin meraja lela, permainan Togel sudah membudaya, ditambah lagi dengan keadaan masyarakat yang tergulung dalam gelombang ekonomi yang kian membingungkan,dan banyaknya anak yatim dan anak kurang mampu belum bisa mencicipi dunia pendidikan denagan sebenar-benarnya,jadi timbul pertanyaan di diri kita masing-masing, apakah agama itu cukup dengan mengerjakan ritual agama saja ? ataukah agama ini hanya untuk diakal-akalkan saja ?

 Seharusnya pemerintah harus bisa mengatasi hal-hal yang sedemikian rupa,jangan hanya berlebelkan agama,tapi implementasinya tidak berbau akan kesadaran masyarakat.
mungkin pemerintah sekarang harus lebih memerhatikan kesektor ekonomi,karena apapun “Lagunya,pasti akan disertai dengan Irama”, dan saya rasa tidak ada orang didunia ini  yang bercita-cita menjadi pencuri,selain karena keterpaksaan dan ada kesempatan”.
tutup nya.
       Sedikit tidaknya sungguh banyak masyarakat yang sangat merindukan akan kesejahteraan.
Dan ditengah-tengah kondisi seperti ini seharusnya APBD hadir ditengah-tengah mereka sebagai air untuk menghadapi kehausan ditengah teriknya matahari,tap apa hendak dikata,kekuasaan ada pada mereka,dan hanya mereka yang tau dimana muara kelemahan tersebut.***

Komentar Anda Disini !

Copyright © 2010 - Abdyanews
Designed By Xplory Design