Hasyimi ,H. Salah Seorang Tukang Parkir di Abdya saat menerima uang dari pegawai yang usai memarkirkan keretanya. foto direkam sabtu pekan lalu (julida fisma) |
Siang
itu, panasnya Matahari terasa menyegat kulit. Keramaian dan bisingnya suara
kenderaan dipingiran jalan, tidak membawa suasana kedamaian. Seorang pria jelang usia senja mengenakan
pakaian kemeja berwarna biru tua, memakai celana coklat, topi abu-abu putih
dengan dibalut rompi berwarna kuning, justru sibuk dengan tugasnya mengatur
parkiran di pinggir Jalan Selamat, Pusat Kota Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat
Daya.
Sesekali pria tua itu, mengelap
keringat dikening dengan topi dipakainya. Wajah yang begitu lelah, tetap
membawa kesejukan untuk menyapa para pengendara kendaraan, baik itu mobil
maupun motor yang hendak parkir di lahan parkirnya.
Pria kelahiran 53 tahun silam itu bernama lengkap Hasyimi.H,
merupakan warga Desa Alue Sungai Pinang, Kecamatan Jeumpa, Aceh Barat Daya
(Abdya). Menurutnya, ia telah melakoni
profesi sebagai tukang parkir di Jalan Selamat Pusat Kota Blangpidie sudah 4
tahun lebih. “Meunyoe Aneuk tanyoeng
katrep Bapak kereuja seubagoe tungkang parkir, kaleubeh 4 thoen. Tugas Bapak,
cuman atoe parkir dan jaga amanah goeb mangat bek gadoeh” (Kalau ditanya
Saya bekerja sebagai tukang parkir disini, sudah lebih 4 tahun. Tugas Saya di
sini cuma mejaga dan mengatur titipan orang, supaya tidak hilang). Jelasnya
sambil tersenyum.
Layaknya seperti Pusat Kota lainnya, area parkir di pinggir
jalan raya sangat mudah ditemui. Kawasan Pusat Kota Blangpidie, dijadikan oleh
mereka sebagai lahan untuk menghidupi keluarganya.Tempat seperti itu sangat
berarti bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti halnya Pak
Hasyimi, H. Sambil menghitung uang ditangannya, lebih lanjut ia menjelaskan,
Biasanya per hari beliau memperoleh penghasilan sekitar 20 hingga 40 ribu
rupiah, cukup tidaknya penghasilan tersebut ia terima dengan lapang dada. “ Biasa jih penghasilan hana teunte, kadang
meuteume 20 ribe,kadang na cit meuteume peng 40 ribe, cukop ngon hana kiban
tapeuget harus tatterimoeng ngon lapang dada”. (Biasnya penghasilan Setiap
hari tidak menentu kadang per hari 20 Riburupiah terkadang 40 Ribu
rupiah).
Dirinya menambahkan, pada hari tertentu pendapatan yang
diperoleh melebihi hari biasanya. seperti awal bulan, jelang lebaran, karena
diawal bulan dan jelang lebaran banyak pegawai dan warga yang berbelanja di
Toko.
“ Tapi na cit meutemeu raseuki 100 ribe
siuroe, lage wate beulun muda, dan wate katoe Uroe Raya, rame pegawai dan
masyarakat jak beulanja. Alhamdulillah walau pas-pasan hana masalah yang
peuteng bisa pajoeh bue dan peusikula aneuk”. Sebutnya dalam khas bahasa
Aceh. (Tetapi ada juga saya peroleh rezeki 100 ribu sehari seperti bulan muda,
jelang lebaran, karena saat bulan muda dan jelang lebaran banyak pegawai dan
warga yang berbelanja. Alhamdulillah walau hanya pendapatan pas-pasan baginya
tidak jadi masalah, yang penting bisa makan dan menyekolahkan anaknya).
Emperan Toko di Jalan Selamat menjadi tempat berteduh dan
beristirahat sejenak dari panas Matahari. Sambil membalut sebatang rokok
tenbakau dengan Selembar sigaret, bapak tiga orang anak ini Megaku sering
dikelabui oleh para pengendara parkir ditempatnya.“ Kayem cit dipeuget dek awak yang parkir
Honda ngon Moto, kadang na yang plung aju, dan nacit dijoek peng yum sireuto
ribe, pat tacok peng bicah, ladum cit sengaja, pahai padum keuh peng jih, biasa
yang kayem plung, ureng parkir honda, dan yang jok peng sireutoeh ribe ureng
parkir moto, teunte ureungkaya, ban hana pengbicah, kakeuh free mantoeng”.
Tandasnya dengan nada hiba dan mengeluh. (Sering dikelabui oleh para pengendara yang parkir ditempatnya, kebiasaannya pengendara
roda dua setelah parkir langsung kabur dan ada juga memberikan uang parkir
senilai seratus ribu rupiah, kebiasaan orang kaya, uang senilai itu tentu tidak
ada kembalian, ya, gratis sajalah).
Setiap harinya,
Hasyimi berangkat dari Gampoeng Alue Sungai Pinang ke Kota Blangpidie, diteman
oleh sebuah kerta tua merek Honda berwarna hitam. Ia berangkat pukul 7.00.
hingga 17.00 WIB, untuk mencari rezeki guna menuhi kebutuhan keluarganya.” Jak Dari Gampoeng U Blangpidie, poh
7.bungoeh, woe urumoh Poh 5 seupot ” ujarnya. ( Pergi dari tempat tinggal
pukul 7 pagi dan pulang jam 18.00 WIB).
di Tempat yang
sama, Safroli Salah seorang warga Gampoeng Babahlhok Kecamatan Blangpidie yang
bersedia untuk dimintai pendapatnya terkait dengan adanya parkir, ia mengatakan
“Dengan adanya tukang parkir, saya lebih
mudah dan nyaman untuk berbelanja lantaran keretanya sudah diparkir dan ada
yang jaga“. Paparnya dengan Ekspresi santai.
Saat ditanyai
tentang kutipan uang parkir, Safroli sama sekali tidak keberatan karena cuman
seribu perak bahkan kadang-kadang Lima
Ratus Rupiah juga merak tidak keberatan“ Sekali
parkir biayanya Seribu rupiah kalau diberikan Lima Ratus Rupiah tidak jadi
masalah “ jawabnya.
Safroli
membandingkan, Uang Seribu Rupiah tentu
tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kereta kita hilang. Lebih baik
hilang seribu dari pada hilang kereta “. Imbuhnya dengan tersenyum.
Beristirahat sejenak di
bawah emperan Toko Aria duta, sesekali menghisap rokok, Pak Hasyimi, kepada
Koresponden AbdyaNEWS, Sabtu, 4 Mei
2013 Pekan Lalu, dirinya menuturkan, Bermodalkan sebuah peluit dan rompi, ia bisa
menyambung hidup memenuhi kebutuhan keluargan sekalipun dengan pendapatan
Seadanya. “ Cuma dengoen modal pluit dan
baje rompi, Alhamdulilah lon mantoeng
bisa memenuhi kebutuhan Hudep”. Lanjutnya.
Terakir Hasyimi
berpesan “Jeut keu tukang parkir hana
susah, yang perle Cuma kesabar karena yang tahadapi kon sidroe ureng dan ek
theun suum uroe“.(Untuk mejadi seorang tukang parkir tidak begitu susah,
tetapi harus dibekali oleh kesabaran, karena, selain harus menahan panasnya
matahari, juga berhadapan langsung dengan orang –orang berbagai macam Karakter).
Terkhir Hasyimi
berharap kepada pemerintah untuk memperintah nasib mereka yang berprofesi
sebagai tukang parkir.“ Kamoe dak jeut
beunalah perhatian Pemerintah dan untuk yang parkir bayelah deungaon sesuai ”
Harapnya. ( Kalau bisa harus ada perhatian dari pemerintah dan untuk pengendara
yang memakai jasa parkir agar mempunyai kesadaran untuk membayar sesuai dengan
tarif yang ada).