.

Breaking News

Kamis, 16 Mei 2013

MENYAMBUNG HIDUP DENGAN SEBUAH PELUIT

Hasyimi ,H. Salah Seorang Tukang Parkir di Abdya
saat menerima uang dari pegawai yang usai memarkirkan
keretanya. foto direkam sabtu pekan lalu (julida fisma)

Siang itu, panasnya Matahari terasa menyegat kulit. Keramaian dan bisingnya suara kenderaan dipingiran jalan, tidak membawa suasana kedamaian. Seorang pria jelang usia senja mengenakan pakaian kemeja berwarna biru tua, memakai celana coklat, topi abu-abu putih dengan dibalut rompi berwarna kuning, justru sibuk dengan tugasnya mengatur parkiran di pinggir Jalan Selamat, Pusat Kota Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya.


Sesekali pria tua itu, mengelap keringat dikening dengan topi dipakainya. Wajah yang begitu lelah, tetap membawa kesejukan untuk menyapa para pengendara kendaraan, baik itu mobil maupun motor yang hendak parkir di lahan parkirnya.

Pria kelahiran 53 tahun silam itu bernama lengkap Hasyimi.H, merupakan warga Desa Alue Sungai Pinang, Kecamatan Jeumpa, Aceh Barat Daya (Abdya).  Menurutnya, ia telah melakoni profesi sebagai tukang parkir di Jalan Selamat Pusat Kota Blangpidie sudah 4 tahun lebih. “Meunyoe Aneuk tanyoeng katrep Bapak kereuja seubagoe tungkang parkir, kaleubeh 4 thoen. Tugas Bapak, cuman atoe parkir dan jaga amanah goeb mangat bek gadoeh” (Kalau ditanya Saya bekerja sebagai tukang parkir disini, sudah lebih 4 tahun. Tugas Saya di sini cuma mejaga dan mengatur titipan orang, supaya tidak hilang). Jelasnya sambil tersenyum.

Layaknya seperti Pusat Kota lainnya, area parkir di pinggir jalan raya sangat mudah ditemui. Kawasan Pusat Kota Blangpidie, dijadikan oleh mereka sebagai lahan untuk menghidupi keluarganya.Tempat seperti itu sangat berarti bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti halnya Pak Hasyimi, H. Sambil menghitung uang ditangannya, lebih lanjut ia menjelaskan, Biasanya per hari beliau memperoleh penghasilan sekitar 20 hingga 40 ribu rupiah, cukup tidaknya penghasilan tersebut ia terima dengan lapang dada. “ Biasa jih penghasilan hana teunte, kadang meuteume 20 ribe,kadang na cit meuteume peng 40 ribe, cukop ngon hana kiban tapeuget harus tatterimoeng ngon lapang dada”. (Biasnya penghasilan Setiap hari tidak menentu kadang per hari 20 Riburupiah terkadang 40 Ribu rupiah).

Dirinya menambahkan, pada hari tertentu pendapatan yang diperoleh melebihi hari biasanya. seperti awal bulan, jelang lebaran, karena diawal bulan dan jelang lebaran banyak pegawai dan warga yang berbelanja di Toko.
 “ Tapi na cit meutemeu raseuki 100 ribe siuroe, lage wate beulun muda, dan wate katoe Uroe Raya, rame pegawai dan masyarakat jak beulanja. Alhamdulillah walau pas-pasan hana masalah yang peuteng bisa pajoeh bue dan peusikula aneuk”. Sebutnya dalam khas bahasa Aceh. (Tetapi ada juga saya peroleh rezeki 100 ribu sehari seperti bulan muda, jelang lebaran, karena saat bulan muda dan jelang lebaran banyak pegawai dan warga yang berbelanja. Alhamdulillah walau hanya pendapatan pas-pasan baginya tidak jadi masalah, yang penting bisa makan dan menyekolahkan anaknya).
Emperan Toko di Jalan Selamat menjadi tempat berteduh dan beristirahat sejenak dari panas Matahari. Sambil membalut sebatang rokok tenbakau dengan Selembar sigaret, bapak tiga orang anak ini Megaku sering dikelabui oleh para pengendara parkir ditempatnya.Kayem cit dipeuget dek awak yang parkir Honda ngon Moto, kadang na yang plung aju, dan nacit dijoek peng yum sireuto ribe, pat tacok peng bicah, ladum cit sengaja, pahai padum keuh peng jih, biasa yang kayem plung, ureng parkir honda, dan yang jok peng sireutoeh ribe ureng parkir moto, teunte ureungkaya, ban hana pengbicah, kakeuh free mantoeng”. Tandasnya dengan nada hiba dan mengeluh. (Sering dikelabui oleh para pengendara yang parkir ditempatnya, kebiasaannya pengendara roda dua setelah parkir langsung kabur dan ada juga memberikan uang parkir senilai seratus ribu rupiah, kebiasaan orang kaya, uang senilai itu tentu tidak ada kembalian, ya, gratis sajalah).

Setiap harinya, Hasyimi berangkat dari Gampoeng Alue Sungai Pinang ke Kota Blangpidie, diteman oleh sebuah kerta tua merek Honda berwarna hitam. Ia berangkat pukul 7.00. hingga 17.00 WIB, untuk mencari rezeki guna menuhi kebutuhan keluarganya.” Jak Dari Gampoeng U Blangpidie, poh 7.bungoeh, woe urumoh Poh 5 seupot ” ujarnya. ( Pergi dari tempat tinggal pukul 7 pagi dan pulang jam 18.00 WIB).
di Tempat yang sama, Safroli Salah seorang warga Gampoeng Babahlhok Kecamatan Blangpidie yang bersedia untuk dimintai pendapatnya terkait dengan adanya parkir, ia mengatakan “Dengan adanya tukang parkir, saya lebih mudah dan nyaman untuk berbelanja lantaran keretanya sudah diparkir dan ada yang jaga“. Paparnya dengan Ekspresi santai.
Saat ditanyai tentang kutipan uang parkir, Safroli sama sekali tidak keberatan karena cuman seribu perak bahkan kadang-kadang  Lima Ratus Rupiah juga merak tidak keberatan“ Sekali parkir biayanya Seribu rupiah kalau diberikan Lima Ratus Rupiah tidak jadi masalah “ jawabnya.
Safroli membandingkan, Uang Seribu Rupiah tentu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kereta kita hilang. Lebih baik hilang seribu dari pada hilang kereta “. Imbuhnya dengan tersenyum.
Beristirahat sejenak di bawah emperan Toko Aria duta, sesekali menghisap rokok, Pak Hasyimi, kepada Koresponden AbdyaNEWS, Sabtu, 4 Mei 2013 Pekan Lalu, dirinya menuturkan, Bermodalkan sebuah peluit dan rompi, ia bisa menyambung hidup memenuhi kebutuhan keluargan sekalipun dengan pendapatan Seadanya. “ Cuma dengoen modal pluit dan baje rompi, Alhamdulilah  lon mantoeng bisa memenuhi kebutuhan Hudep”. Lanjutnya.
Terakir Hasyimi berpesan “Jeut keu tukang parkir hana susah, yang perle Cuma kesabar karena yang tahadapi kon sidroe ureng dan ek theun suum uroe“.(Untuk mejadi seorang tukang parkir tidak begitu susah, tetapi harus dibekali oleh kesabaran, karena, selain harus menahan panasnya matahari, juga berhadapan langsung dengan orang –orang berbagai macam Karakter).
Terkhir Hasyimi berharap kepada pemerintah untuk memperintah nasib mereka yang berprofesi sebagai tukang parkir.“ Kamoe dak jeut beunalah perhatian Pemerintah dan untuk yang parkir bayelah deungaon sesuai ” Harapnya. ( Kalau bisa harus ada perhatian dari pemerintah dan untuk pengendara yang memakai jasa parkir agar mempunyai kesadaran untuk membayar sesuai dengan tarif yang ada).


Komentar Anda Disini !

Copyright © 2010 - Abdyanews
Designed By Xplory Design