Setiap pemimpin tentu ada masanya, setiap masa
tentu akan berakhir, ungkapan sederhana, namun mengandung ribuan makna, lalu
apa kaitannya dengan kasih terselimuti? Jawabannya ada ,akan tetapi punya
siratan dan kiasan makna tersendiri. Kasih
disini merupakan wujud perbuatan yang di berikan secara sengaja untuk sebuah
harapan baru dan nyata, tetapi sering di baluti oleh sejuta
kepentingan-kepentingan yang tidak pasti, kasih terselimuti bisa di kolerasikan
dengan kepentingan apa saja, Dari mulai kepantingan pribadi, golongan, kelompok
dan lain sebaginya.
Sebuah contoh sederhana, menjelang Musyawah Cabang
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kabupaten yang berjulukan Nagari Breuh Sigupai
yang hanya tingga hitungan hari lagi
menjadi momen yang “suci” untuk transpormasi kader dalam menyambung
estapet kepemimpinan. Tentunya di sini akan adanya sebuah areana tempat Kontestan-kontestan berkompetisi secara sehat
tanpa ada cara-cara anti demokrasi, (kita harapkan seperti itu), mereka yang
bersaing adalah kader-kader yang berdedikasi tinggi yang diawali oleh
proses-proses dan berakhir dengan pemberian mandat oleh Ikatan untuk
menjalankan roda Organisasi.
Contoh sederhana di atas adalah sebuah momen, bagi
orang-orang yang punya kepentingan, baik sesaat, maupun setrusnya, bersifat
pribadi, kelomkpok dan sebaginya esensialnya tetap pada koridor awal ya itu KEPENTINGAN, namun perlu digaris bawahi
bukan kepentingan kalayak banyak sekalipun kata kepentingan kalayak banya itu
juga diselimuti. Kita kembali ke pokok persoalan terkait dengan Judul KASIH
TERSELIMUTI.
Disini
akan hadir oknum,tokoh-tokoh,senior-senior dan Kanda-kanda yang seolah-olah
menjadi juru penyelamat bagi Ikatan dimaksud, namanya juga sesepuh, tentu
retorikanya bisa mematahkan setiap sudut padang orang lain sekalipun rasional.
Disitu sang TOKOH akan menebarkan angin segar yang mampu menina bobokkan
segenap bawahan or juniornya yang masih mempunya pengalaman organisasi dangkal,
kalau dalam bahasa ENGLISHnya “ DI PEUBODOH-BODOH” alias di pengeut, saya tidak mengatakan itu
benar tapi begitu adanya.
Untaian
kata MENYELAMATKAN, SAYANG terhadap oragnisasi gencar di
alamatkan dan di bicarakan disaat berinteraksi dengan sejumlah kader-kadernya,
kata “ menyelamatkan, sayang, bisa di artikan sebagai Sebuah “KASIH” atau
“KEPEDULIAN” atau “RASA CINTA “ yang
cukup mendalam terhadap organisasi. Bermodalkan kata-kata dan sikap “sok suci”
tersebut akan menghasilkan puluhan pengikut, wow liciknya. Secara tidak langsung
di arean musyab akan biasa mengakomodri kepentingannya dengan menitipkan
orang-orangnya di Struktural nantinya, sebagai bentuk kepedulian”mereka” untuk
menyelamatkan organisasi dari tangan-tangan orang yang menurut mereka tidak
layak memimpin roda organisasi tepatnya orang nomor satu dalam Ikatan, berpijak
pada Analisis Swot keliru persi mereka.
Disini
kita akan ada sebuah PERBEDAAN dan perbedaan ini harus benar –benar cermat
dinila dan diteliti, saya yakin hanya orang-orang yang berdedikasi tinggi yang
mampu mencermati secara bijak perbedaan ini,
Kita coba bandingkan Yang mana sebenarya oknum Tokoh, senior, dan kanda
kanda yang benar-benar loyal terhadap organisasi dan Tokoh,senior, kanda yang
bermulut dan bersikap manis saja padahal mempunyai sejuta kepentingan.
KITA
BUKTIKAN :
Oknum Senior, Tokoh, dan Kanda yang mengatakan
sayang, cinta dan loyal terhadap oragnisasi yang bermain di belakang layar dan
menitipkan orang –orangnya dalam structural formatur atas nama PENYELAMATAN
Organisasi, apakah orang –orang ini yang benar benar loyal terhadap
organisasi????
Atau ada Oknum Senior, tokoh dan Kanda yang hanya
memperhatikan dari luar saja tanpa bermain dan meng interpensi juniornya???
Tentu jawabannya ada pada diri kita masing-masing,
akan tetapi bagi saya, Senior, Kanda dan tokoh yang bermain di Arena musyab
sekalipun itu meng atas namakan PENYELAMATAN itu adalah Senior, Kanda dan tokoh
yang menghacurkan organisasi, dan melecehkan uniform ikatan dan itulah
orang-orang yang dimaksud dengan KASIH TERSELIMUTI. Percaya atau tidak
tergantung pada prinsip masing-masing.
Saya berharap kepada senior, tokoh dan kanda untuk
tidak mempraktekkan KASIH TERSELIMUTI di arena Musyab nantinya, Biarkan kebebasan
berdemokrasi secara sehat sesuai dengan keinginan mereka tanpa sedikitpun
adanya interpensi, jika ingin Organisasi or Iktan ini jaya dan bermartabat
untuk yang akan datang, dan saya cukup yakin jika para senior, kanda dan tokoh
sepakat dengan karya kecil ini.
Kebebasan demokrasi beda dengan demokrasi
interpensi, saya juga percaya bahwa peserta musyab punya niat baik untuk
melaksanakan proses selektif tanpa adanya interpensi sedikitpun.
Bilahifisabilihaq
Fastabikhul Khairat