ACEH BARAT DAYA : KITA SERING MENGALAMI KESALAHAN BERFIKIR
Said Mahyiddin Muhammad
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Muhammadiyah
Aceh (UNMUHA)
Salah
satu kesalahan dalam berfikir yang sering dikemukakan para ilmuan
sosial adalah "membangun masa depan dengan patron masa lalu." Banyak
intelektual, pemimpin dan kelompok terjebak dalam "lobang" kesalahan
berfikir seperti ini karena terlena dengan masa lalu. Bukan hanya nilai2
positif masa saja yang dijadikan acuan, tetapi juga simbul2 masa lalu
"dikeramatkan" dan dianggap sebagai patron untuk membangun masa depan.
Padahal ditinjau dari berbagai aspek, kita berada dalam zaman dan
permasalahan yang berbeda.
Kita tentu sangat berharap,
pembangunan masa depan Aceh, tidak terjerumus dalam kesalahan berfikir,
di mana kita sering melihat masa depan dengan "kacamata" 600 tahun
ke
belakang. Simbul2 masa Sultan Iskandar Muda sering kita anggap sebagai
resep keramat untuk membangun Aceh. Padahal seandainya Sultan Iskandar
Muda yang memimpin Aceh sekarang ini belum tentu berhasil. Hal ini
disebabkan konteks sosial, politik-ekonomi dan pendidikan masyarakat
Aceh sudah mengalami peubahan secara sunnatullah.
Oleh karena
itu, resep-resep pembangunan Aceh, 600-700 tahun lalu yang bersifat
simbolik tidak harus ada hari ini. Yang perlu diadopsi adalah keadilan
Iskandar Muda dalam memimpin rakyat Aceh. Beliau tidak memperkaya diri,
melindungi rakyat dari etnis apapun, serta tidak menguntungkan golongan
tertentu.