.

Breaking News

Rabu, 27 Februari 2013

Aceh Barat Daya : Empat pembelot Anas Urbaningrum

Empat pembelot Anas Urbaningrum

1. Ruhut Sitompul

Hampir semua pengurus pusat Partai Demokrat hasil Kongres 2010 adalah ‘orang’-nya sang ketua umum Anas Urbaningrum. Termasuk Ruhut Sitompul, yang menjabat ketua departemen komunikasi dan informatika.


Saat Anas dituding korupsi oleh M Nazaruddin pada Februari 2012, Ruhut termasuk loyalis yang membela bosnya mati-matian. Namun, kesetiaan Ruhut itu cepat pudar. Saat suara-suara permintaan Anas lengser masih redup, justru Ruhutlah yang memulai bosnya itu turun dari jabatan ketua umum.

?"Kalau dia tetap ketua umum, karam. Jangan 'anak kos' sok jago, mimpi kali ye," kata Ruhut belum lama ini.

Tidak jelas apa yang membuat Ruhut berbalik begitu cepat. Namun yang jelas, Ruhut mendapat konsekuensi setimpal atas tindakannya itu. Sewaktu Anas masih menjabat ketua umum, Ruhut dicopot dari ketua departemen komunikasi dan informatika DPP Partai Demokrat. Desember tahun lalu, Ruhut juga sempat diusir oleh loyalis Anas saat menghadiri Silatnas Demokrat.

Kini, kritik anggota Komisi III DPR itu makin menjadi-jadi ketika Anas ditetapkan sebagai tersangka dan mundur dari Demokrat.

“ (Anas) Karamlah bersama antek-antekmu. Jangan bawa partai kami ikut karam" kata Ruhut.
Empat pembelot Anas Urbaningrum

2. Rachland Nashidik

Sebelum menjadi politikus Demokrat, Rachland Nashidik dikenal sebagai intelektual dan aktivis HAM. Dia masuk Demokrat pada 2010 dan langsung menduduki posisi Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat.

Sama dengan Ulil Abshar Abdalla, bergabungnya Rachland ke Demokrat disebut-sebut karena Ketua Umum Anas Urbaningrum. Anas memang dikenal sebagai pembawa gerbong intelektual dan aktivis ke partai sejak menang di Kongres 2010.

Sama juga dengan Ulil, sikap Rachland berbalik dengan meminta Anas mundur dari ketua umum. Hal ini dilakukannya bersama Ulil lewat jumpa pers sebelum penetapan Anas sebagai tersangka.
Empat pembelot Anas Urbaningrum

3. Andi Nurpati

Sebelum bergabung dengan Partai Demokrat pertengahan 2010, Andi Nurpati lebih dulu dikenal sebagai anggota KPU. Di bawah kepengurusan Ketua Umum Anas Urbaningrum, Andi Nurpati langsung menjabat sebagai ketua divisi komunikasi publik DPP Partai Demokrat.

Di kepengurusan, Andi juga dikenal dekat dengan Anas. Bahkan, beberapa kalangan menyebut kedekatan ini karena Andi satu-satunya orang yang mengikuti jejak Anas: menjadi anggota KPU, lalu bergabung dengan Demokrat.

Nah, di tengah kemelut Demokrat ini, Andi barangkali orang yang tidak vulgar meninggalkan Anas. Dia mundur teratur setelah Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kader meneken 10 poin pakta integritas, yang secara tidak langsung merupakan cara menggoyang posisi Anas sebagai ketum.

"Kita semua loyal dan siap menjalankan arahan dan kebijakan Majelis Tinggi Partai dan Ketua Dewan Pembina (SBY)," kata Andi di Jakarta belum lama ini.

Andi mengatakan, partainya tidak akan campur tangan terkait proses hukum? Anas yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Hambalang oleh KPK.

"Urusan mantan Ketum (Anas Urbaningrum) merupakan ranah hukum. Kita menghargai supremasi hukum dan Partai Demokrat tidak ada intervensi proses hukum apapun," ujarnya.
Empat pembelot Anas Urbaningrum

4. Ulil Abshar Abdalla

Sebelum masuk Partai Demokrat pada 2010, Ulil Abshar Abdalla lebih dikenal sebagai intelektual muslim dan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL). Bergabung dengan partai penguasa, Ulil bahkan langsung ditempatkan di struktur DPP dengan jabatan Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan.

Bergabungnya Ulil dan beberapa intelektual lain ke Demokrat saat itu disebut-sebut tak lepas dari jasa Anas Urbaningrum. Sebab, Anas, yang terpilih sebagai ketua umum Demokrat lewat Kongres 2010 di Bandung, memiliki kekuasaan luas untuk menyusun formasi ‘kabinet’-nya.

Duduk sebagai pengurus pusat Demokrat, Ulil pun dikenal dekat dengan Anas, sang ketua umum. Namun, saat sedang ramai-ramainya upaya penggulingan Anas, sikap Ulil berbalik. Dia justru mendukung pelengseran Anas.

“Demokrat butuh nakhoda baru,” kata Ulil dalam jumpa pers belum lama ini.

Atas sikapnya itu, Ulil banyak disorot oleh loyalis Anas. Bahkan Sekretaris DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Irfan Ghani  menyebut Ulil sebagai Brutus. Dalam cerita Romawi, Marcus Junius Brutus Caepio dikenal sebagai pengkhianat karena melakukan pengkhianatan terhadap pemimpinnya, Julius Caesar. Saat itu Brutus membunuh Caesar dengan cara menikamnya dari belakang saat digelarnya sidang Senat.

Nah, saat Anas akhirnya ditetapkan sebagai tersangka korupsi Hambalang dan mundur dari ketua umum Demokrat, Ulil juga tidak berhenti mengkritik mantan bosnya itu. Ulil menilai tindakan Anas membuka ‘halaman-halaman politik’ di Demokrat merupakan tindakan tak terpuji.




 Sumber : http://www.merdeka.com/politik/empat-pembelot-anas-urbaningrum/andi-nurpati.html


Komentar Anda Disini !

Copyright © 2010 - Abdyanews
Designed By Xplory Design