Blangpidie | Harian Aceh – Perusahaan Pertambangan biji besi
PT Juya Aceh Mining (PT JAM) memperlihatkan kelengkapan izin operasional
kepada sejumlah perwakilan mahasiswa dan juga kalangan Lembaga swadaya
Masyarakat (LSM) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Pihak PT JAM memperlihatkan kelengkapan dokumen izin operasional itu
kepada Ikatan Mahasiwa Muhammadiyah (IMM) Abdya serta LSM Yayasan
Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Abdya pada Sabtu (19/6) saat
mereka beraudensi ke kantor PT JAM yang berlokasi di Desa Ie Mirah,
Kecamatan Babahrot.
Delegasi yang dikoordinir Ketua Umum PC-IMM Abdya, Julida Fisma itu
diterima oleh Public Relation Manager PT JAM, Rinaldi Bayur Putra ST dan
Humas PT JAM, T Raja Purnama, di aula pertemuan kantor tersebut.
Dalam audiensi tersebut, perwakilan mahasiswa dan juga LSM YARA
mempertanyakan mengenai isu miring yang berkembang di tengah masyarakat
terkait belum adanya izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
perusahaan tersebut.
Selain dari pada itu, para mahasiswa juga mempertanyakan masalah
kontribusi perusahaan kepada masyarakat sekitar dan sistem perekrutan
karyawan/tenaga kerja di perusahaan tersebut yang diebut-sebut tidak
memprioritaskan putra daerah. “Kami hanya ingin mendapatkan informasi
yang sebenarnya terkait isu belum adanya AMDAL,†kata Julida Fisma
Ketua Umum PC-IMM Abdya yang mengoordinir acara audiensi tersebut.
Dari pihak PT JAM yang diwakili oleh Publik Relation Manajernya
Rinaldi ST mengatakan bahwa AMDAL sudah dimiliki dan pernah diseminarkan
di arena Motel Blangpidie sebelum tambang bijih besi itu beroperasi di
Abdya.
Bahkan kata Rinaldi, sebelum diseminarkan, pihaknya juga pernah
mamasang iklan undangan tebuka bagi seluruh masyarakat untuk menghadiri
acara seminar dimaksud. “AMDAL itu jelas kami punya, karena AMDAL
suatu syarat utama dalam pertambangan, dan AMDAL tersebut juga sudah
kami seminarkan sebanyak dua kali dan kami publikasi melalui media
massa,†sebutnya.
Sedangkan mengenai penempatan/perekrutan tenaga kerja tambahnya,
Rinaldi memastikan hampir 80 persen karyawan/pekerja di PT JAM merupakan
asli putra daerah “Andaipun ada karyawan yang berasal dari luar
daerah itu pun dikarenakan tidak tersedianya tenaga ahli yang kita
butuhkan di daerah ini,†ujarnya.
Rinaldi juga mengaku siap menunjukkan AMDAL kepada delegasi mahasiswa
jika mereka berkeinginan melihat, sebab masalah AMDAL yang selama ini
menjadi polemik dan pertanyaan di tengah masyarakat sudah jauh hari
dikantongi pihaknya. ‘Kalau kawan-kawan mau melihatnya langsung boleh
nanti sore atau nanti malam saya perlihatkan, AMDAL kami simpan di
kantor di blangpidie, bukan disini,†tandasnya.(fri)