.

Breaking News

Kamis, 14 Februari 2013

SEJARAH BERDIRINYA IMM Aceh Barat Daya


KILAS BALIK SEJARAH BERDIRINYA
PIMPINAN CABANG IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
ACEH BARAT DAYA
OLEH JULIDA FISMA


Tahun 2003 Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya  hadir ditengah tengah masyarakat, kehadiran tersebut di dorong oleh segenap Alumni dan Kader Imm Nanggroe Aceh Darussalam yang sedang mencicipi ilmu pengetahuan di bangku kuliyah pada saat itu.  Zulfakriadi salah seorang  Kader Ikatan Mahasiswa Muhmmadiyah juga selaku putra Desa Alue Sungain Pinang yang saat itu masih aktif kuliah di Universitas Muhammadiyah Provinsi Aceh berharap dan berkeinginan untuk mendirikan PC IMM di Abdya dengan cara membawa pulang mandat dari Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Nangroe Aceh Darussalam.
            Melalui berbagai proses dan mekanisme yang ditempuh dan tidak terlepas dari kerjasama dengan kader kader militant lainnya allhamdulilah pada saat itu selembar  surat Akhirnya bisa dibawa pulang ke Aceh Barat Daya. Surat yang berjumlah satu lembar tersebut berisikan tentang keabsahan untuk pendirian pimpinan cabang IMM di kabupaten yang berjulukan Nagari Breuh sigupai.
            Kabupaten Aceh Barat Daya merupakan Kabupaten pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan yang saat itu di pimpin oleh seorang bupati yang belum di finitif (PJS) jika boleh dikatakan Abdya Adalah Anak kadung Kabupate Aceh Selatan, dan hingga Kabuten Aceh Barat Daya menjadi kabupaten difinitif dibawah Pimpinan Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibarahim SH.
Secara Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga AD/ART tercantum Bahwa untuk menetukan Struktur kepemimpinan IMM harus di pilih melalui Muyawah Cabang (MUSYCAB) Musyawarah tertinggi tinggkat Cabang. Setelah melewati proses Administrasi Pada Tanggal……….Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah aceh barat daya  berhasil melaksanakan  Musyawarah pertama. Pelaksanaan musyawarah itu Alhamdulilah bejalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti,  dalam musyawah tersebut ………calon muncul untuk mencalonkan diri untuk jadi ketua IMM pada saat itu, dari sejumlah calon yang muncul Akhirnya IMMawan Saiful Azmi resmi terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Periode 2003 sampai dengan 2006 saat itu.

Saat menjalankan Estapet Kepemimpinan Immawan Saiful Azmi tidak sendiri melainkan dibantu oleh Sejumlah Ketua Bidang yang terhimpun dalam Badan Pengurus Harian (BPH) Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya.
Seperti layaknya sebuah Pemerintah tentunya ada Kepala Bagian untuk membatu kinerja seorang pimpinan, begitu juga dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya. Dalam sejarah perjalanan yang tidak begitu lama bisa dianalogikan seperti tunas  jagung yang baru tumbuh PC IMM Abdya saat itu masih dalam tahap pembelajaran  banyak hal yang harus dilakukan dari mulai pembenahan interen hingga Eksteren, sehingga tidak tertutup kemungkinan kepemimpinan pada saat itu terjadi mandek, tidak berjalan mulus, ada beberapa kader yang menjabat di pimpinan cabang imm abdya pada saat itu sudah mulai disibukkan oleh aktivitas pribadi untuk menyelesaikan perkuliyahan mereka, singkatnya dari sejumlah ketua Bidang Dlam kepengurusan ada yang tidak berjan, sehingga pada saat itu IMMawan Saiful Azmi Selaku Ketua Umum mengabil satu kebijakan untuk melaksanakan evaluasi kepemimpinan dirinya, dalam rapat tersebut akhirnya memutuskan satu kesepakatan resmi yang memutuskan untuk dilaksanakan resapel (pergatian) segenap kepengurusan Badan Pengurus Harian Pc.IMM Abdya, akhrinya struktur yang sudah tersusun demikian rupa terpaksa direvisi kembali.
Setelah berhasil direvisi, saat itulah Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya Mengembangka sayap kejayaan di Bumi Nanggroe Brueh Sigupai, saat itu sudah mulai adanya Student Center ( tempat diskusi )  untuk menguatkan potensi Intelektualitas Kader saat itu, dari tokoh yang diajak bicara, Buku yang dibaca dan Informasi yang didapatkan lahirlah ide ide cerdas dan di cetuskannya seminar tentang pendidikan sebagai bentuk eksen dari diskusi-diskusi tersebut.





TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai bentuk kepedulian agar tidak memmudarnya sejarah yang pernah di bangun oleh kader – kader intelektual Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah Aceh Barat Daya, Sehingga kedepan dengan adanya penulisan-penulisan seperti ini regenerasi kader IMM di Aceh Barat Daya tidak akan buta akan sejarah perkembangan IMM di Abdya.
Dari masa kemasa perkembangan dan pergerakan IMM Baik dari ditingakat DPD IMM Aceh Hingga Kesetiap level Pimpinan Cabang dan di Tingkat Komisariat, seakan akan kita tidak peran menghargai apa yang sudah pernah dilakukan oleh pione-pione intelektual IMM masa lalu.
Dari sisi itu terkesan bahwa kader IMM seakan sering melupakan sejarah, nah dalam kesempatan yang singkat ini walaupun dengan penulisan sederhana dan keterbatasan saya mencoba untuk mendokumen segala bentuk apa yang sudah pernah dilakukan,diperbuat, dilahirkan, oleh kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah khusunya Kabupaten Abdya.
Jika kita lihat sejarah perkembangan dan pergerakan IMM aceh, diakui atau tidak, hampir sebagian besar kader IMM di Aceh tidak persistau latar belakang lahirnya IMM diaceh dan siapa yang memprakarsinya, kemudian siap ketua pertama dan selanjutnya, tentu pertanyan-pertanyaan ini tidak akan bisa dijawab, kenapa karena kita lupa akan sejarah.
Padahal sejarah adalah sebuah pengalaman masa lalu yang bisa kita jadikan tompangan konsep untuk melanjutkan perjuangn atau kehidupan dimasa yang akan datang, sehingga jelas apa yang kita lakukan, berhasil atau tidak bisa dibuktikan oleh waktu dan sejarah yang ada.
            Hadirnya tulisan ini sebagi bentuk awal, menghargai setiap pengorbanan, cucuran keringat, tenaga dan dentuman suara, tentang apa yang sudah dilakukan oleh kader-kader IMM untuk masyarakat seperti yang pernah diproyeksi oleh kader-kader terdahulu, semoga kita selaku kader terus menanam, mengairi, menjaga, memupuk, rasa cinta akan kelestarian sejarah, sehingga akan menuai sebuah hasil perubahan yang dilandasi nilai-nilai sejarah perjuangan pioneer-poinel intelektual masa terdahulu.

ESTAPET KEPEMIMPIAN PC IMM ABDYA
Setiap organisasi apaun, tentu secara otomasi akan ada masa – masa pergantian kepemimpinan, begitu juga organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Aceh Barat Daya.
Seperti dalam salah satu pepatah “ Jika tanpa api mana mungkin ada asap” ungkapan itu seakan bisa kita kaitkan dengan estapet kepemimpinan pada roda organisasi IMM, sebab tidak mungkin organisasi itu akan jalan sendiri tanpa ada orang yang mimpin yang mengendalikannya, Begitu juga dengan hadirnyan Pimpinan Cabang IMM abdya tidak mungkin adanya Organisasi IMM tanpa ada yang memprakarsainya.

Nama Ketua Umum dan Masa Jabatan 
1.             Saiful Azmi       (2003 - 2006)
2.             Ivandi Akmal    (2006 - 2008)
3.             Ade Alkausar    (2008 - 2011)
4.             Julida Fisma       (2011 - 2013)

PENGALAMAN DAN URAIAN SINGKAT
TENTANG MASA-MASA KEPEMIMPINAN
Setiap pemimpin tentunya mempunyai gaya kepemimpinan masing-masing sesuai dengan visi-misi dan kondisi serta tujuan yang sesuai dengan perkembangan masa, Lumrahnya sebuah kepemimpinan tentunya tidak terlepas dari sebuah kemaju dan tidak tertutup kemungkinan akan adanya sebuah kemunduran.
Dalam konteks ini kita tidak membahas tentang kemajuan dan kemunduran saat berlangsungnya roda kepemimpinan akan tetapi menceritakan apa yang sudah pernah diperbuat serta pengalaman – pengalaman saat berlangsungnya estapet kepemimpinan dari masa – kemasa.
Jika kita merunut kehal yang lebih jelas katakanlah dari mulai hingga awal agaksedikit susah untuk menceritakan secara mendetail akan tetapi dalam tulisan ini hanya sekilas dari ingatan dan pengalaman selama menjadi kader IMM, semenjak menjadi salah seorang kader yang menjabat sebagai badan pengurus harian di tingkat pimpinan cabang. 
MASA KEPEMIMPINAN ADE ALKAUSAR (2008-2011)

Terpilihnya Muhammad ade alkausar sebagai ketua umu pc imm abdya menjadi sebuah catatan penting tentang proses demokrasi yang dilakukan oleh IMM, di imm tidak ada yang namanya senioritas, siapa yang mampu dia yang akan muncul sehingga tidak ada kata saya baru di IMM dan belum mampu melaksanakan estapet kepemimpinan didepan, satu sisi ini yang membedakan IMM dengan Organisasi mahasiswa lain.
Kita menerka di organisasi lain, harus mengormati senior, mengagung – agungkan senior, sehingga apa yang ingin dilakukan tetap harus dilandasi atas persetujuan senior, di imm sendiri hal-hal seperti itu tidak berlaku sama sekali, bukan berati kader imm tidak mempunya asaz ekualitas dengan para alumni.
Kenapa saya mengatakan bahawa kran demokrasi di tingkat level pimpinan imm berjalan dengan bagus dan baik, itu dibuktikan dengan terpilihnya IMMawan Muhammad ade alkausar sebagai ketua umum pc imm abdya, baru hanaya setahun menjabat sebagai ketua PK IMM yang tergolong baru bisa terpilih menjadi ketua umum, padahal ada kader-kader yang sudah lama dan layak juga maju menjadi ketua umum, tetapi yang baru setahun juga bisa bisa mencalon kandiri, hal ini tidak bisa di pungkiri bahwah salah satu indicator bahwa proses demokrasi dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah baik.
Dimasa kepemimpinan IMMawan ade alkausar, IMM Abdya tetap utuh dan berdiri tegak bak pohon besar nan rindang, banyak gebrakan dan trobosan baru yang sudah dilakukan, mulai dari penguatan internal hingga ke setiap persoalan sosial,agama dan kemahasiswaan, bidang internal misalnya tetap berorientasi kepada kajian-kajian rutin, bidang penjaringan isu eksternal.
Seperti salah satu pepatah, bahwa buah itu tidak jauh jatuh dari pohonya, jika berorientasi pada pepatah itu sangat erat kaitannya dengan Pergerakan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya saat itu, sehingga apa pogram yang tidak tercapai masa pemerintahan sebelumnya akan disempurnakan oleh masa yang akan datang.
Semenjak masa kepemimpinan diwawah tangan IMMawan Saiful Azmi dan IMMawan Ivandi Akmal, IMM merupakan organisasi mahasiswa satu satunya di aceh barat daya sehingga IMM Abdya saat itu cukup eksis dalam menyikapi berbagai perkembangan di kabupaten aceh barat daya.
Siapa tidak kenal dengan Saiful Azmi dan Ivandi Akmal saat itu, mereka adalah sosok pimpinan yang ditakuti oleh rezim pemerintahan saat itu, bukan membanga-bangkan akan tetapi itu adalah sebuah kenyataan.Banyak buah karya yang mereka berikan dan banyak progam yamg mereka rintis untuk sebuah kemajuan kabupaten aceh barat daya di bawah Pejabat sementara (PJ) bupati.
Diakui atau tidak, adanya beasiswa untuk mahasiswa yang kuliyah derah dari perjuangan intelektual Kader IMM abdya, karena pada masa-masa itu pemda aceh barat daya enggan untuk memberikan beasiswa untuk mahasiswa yang di daerah dengan berbagai macam alasan yang kuat, akan tetapi denga hasilkajian kader imm abdya, tidak hanya itu hadirnya pustaka derah juga dari hasil aksi jalan yang dilakukan oleh kader IMM abdya, dan masih banyak hal yang lainnya.
Gagasan yang pernah dilaksanakan oleh kader masa terdahulu kenjadian inspirasi bagi generasi yang akan datang, pada masa kepemimpinan Muhammad Ade Alkausar kejayaan yang pernah ada tetap bisa dipertahankan hingga masa akhir periodenya, gebrakan gebrakan yang dilakukan selama masa itu sudah mulai berbeda karena semenjak kepemimpina  IMM abdya dibawah ketua M.Ade Alkuasar sudah mulai hadir berbagai organisasi-organisai mahasiswa di kabupaten aceh barat daya.
Satu sisi imm dihadpkan dengan persaingan banyak nya muncul organisasi baru dan disislain imm harus mampu berkopetensi secara sehat dengan organisasi yang setara dengan iktan mahasiswa muhammadiyah,  namanya sudah ada saingan dan adanya relasi tenjtu beda tantangan antara tidak ada saingan dengan adanya sainga, akan tetapi semakin adanya saingan imm abdya tetap eksis dalam menjalankan dan memproyeksi setiap kepentingan masyarakat pada umumnya.   
Karena kurangnya data dan akses informasi yang ingin dijadikan referensi dalam tulisan ini, sehingga dalam penulisan ini tidak bisa diuraikan secara tuntas dan lengkap tentang mas-masa kepemimpinan dari pertama hingga masa period ke tiga. Akan tetapi dalam karya kecil ini penulis hanya bisa menguraikan dan menjelaskan masa kepemimpinan periode keempat dibawah kepemimpinan IMMawan Julida Fisma.
Singkatnya selain dari kurangnya informasi dan data yang di himpun ditambah lagi dengan singkatnya waktu pennyusunan karya ini, sehingga agak susah untuk dikupas tuntas tentang –masa kepemipinan dari pertama hingga ketiga.
Karena sejarah Kelahiran IMM di Aceh Barat Daya seakan hilang ditelan waktu,, agar sejarah ini bisa dibaca  sehingga tibul pemikiran untuk menulis sejarah kelahiran IMM Abdya dengan meluapkan segenap kemampuan sekalipun menuai segala keterbatasan, maklum saja yang menulis tulisan ini masih mencicipi bangku kulyah di Universitas Muhammdiyah Aceh Cabang Aceh Barat Daya.
Kedepan kita berharap tulisan ini dapat disempurnkan sehingga ukiran sejarah kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya tidak  hilang begitu saya, Seperti yang pernah di utarakan oleh Seorang Preiden Wahid di Indonesia yang kutipan kata-katanya “ Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang menghargai sejarah” Semoga generasi kedepan menjadi pewaris yang menghargai ukiran sejarah dan tidak mudah melupakan sejarah.

MASA KEPEMIMPINAN JULIDA FISMA (2011 -2013)

Setelah melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan, Akhirnya Pimpina Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya melaksanakan Musycab ke III (IMM) Abdya yang merupakan agenda rutinitas tahunan yang harus dilaksanakan satu tahun Sekali namun terkadang sifatnya berpariatif sesuai Hasil Muktamar IMM.
  Dalam Musyawarah Ke III PC IMM Abdya pada saat itu masih di jabat oleh Immawan Ade Alkausar selaku ketua Umum PC IMM Ke III yang masa periodenya saat itu akan berakir, Persiapan demi persiapan terus disiapkan oleh segenap Kader PC IMM Abdya jelang akan digelarnya Musyawarah ke III pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
            Saat berlangsungnya proses Musyawah Cabang Ke III itu, terjadi sedikit dinamika negatif dalam pembahasan tetatertip pemilihan pada tahap pleno ke Empat namun sebelum membahas tentang pleno ke Empat dan seterusnya kita berbicara dulu tentang jalannya pleno pertama dan ketiga.
            Saat pleno pertama sedang berlangsung pada salah satu wisma dijalan kesehatan kondisinya cukup baik, dimana setiap rancangan program dan program yang telahterealisasi pun dapat dipertangung jawabkan  oleh setiap ketua bidang yang menjabat di Badan Pengurus Harian (BPH) Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Aceh Barat Daya. Sekalipun dihujani oleh interusi dari peserta sidang, namun pada pertangung jawabnnya apa yang dilakukan oleh Pimpinan PC IMM Abdya, dalam pandangan ketua Umum Pimpinan Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Tabiyah dan Pimpinan Komisariat Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan Muhammaiyah Aceh Barat Daya di terima tanpa ada penolakan.
            Saat pleno ke II berlangsung tetang pembahasan tatatertip persidangan para peserta sangan antusias dan mengakiri dengan baik sekalipun ada intruksi dan masukan cerdas dari para peserta penuh yang hadir dan membahas tatatertip persidangan, yang pada saat itu di dampingi oleh Ketua Umum DPD IMM Aceh Azha.
Awalnya proses pembahasan Pleno ketiga juga berjalan dengan baik, akan tetapi terjadi intrupsi dalam pembahasan tatip pemilihan tentang syarat-syarat khusus untuk menjadi ketua umum, sebagian besar peserta penuh menyuarakan kepada panitia pemilihan untuk menambahkan syarat calon ketua umum tidak boleh sudah berkeluarga, dengan pertimbangan peserta musyab pada saat itu, Organisasi kita adala oraganisasi sosial tanpa mengharapkan insentif dan gaji sedikitpun, yang kita takutkan adalah jika terpilih orang yang sudah berkeluarga, ini akan berimplikasi terharap pergerakan Ikatan itu sendiri, contoh, kapan membagi waktu dengan keluarga, kuliyah, dan organisasi, ucap salah seorang peserta persidangan.
Mendengar hal tersebut ketua Panitia Pemilihan mengambil satu keputusan terkait usulan penambahan syarat khusus untuk jadi ketua umum, dengan menawarkan kepada forum sepakat atau tidak terkait dengan usulan, tetapi keputusan forum cukup bervariatif ada yang sepakat ada juga tidak, sehinga terjadi poting suara, saat poting sedang berlangsung terjadi satu peristiwa keributan dan adu mulut antar peserta, namun panlih berhasil mereda peristiwa itu, kondisi persidang semakin memanas. Panitia pemilihan menskrorsi sidang agar suasana sidang bisa cair seperti adanyan.
   Dalam Musyb ke III itu muncul beberapa calon ketua yang akan bertarung untuk merebut kursi panas atau kursi no 1 di Pimpinan Cabang IMM Abdya, masing-masing adalah Julida Fisma yang pada saat belum di misioner dirinya menjabat sebagai Ketua Bidang Hikmah Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah,  kemudian IMMawan Ihksan saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PK STKIP dan IMMawan Zulfahmizar.
Pada kesempatan yang sama Panitia Pemilihan mencabut scorsing dengan niat untuk dilanjutkan, tetapi tiba-tiba zulfahmizar mengundurkan diri sebagai calon ketua umum, hanya tinggal dua calon, IMMawan Julida Fisma dan IMMawan Ikhsan, setelah mengundurkan diri panitia melanjutkan membahas mengenai syarat khusus untuk jadi ketua umum, kondisi yang sudah aman dan dingin itu tensinya kembali kacau dan memanas, karena salah satu calon tidak menerima adanya syarat terebut, dengan berdalih berbagai macam alasan akan tetapi sebagian peserta menginginkan agar syarat itu harus ada dan tidak boleh di hapus.
Tiba-tiba Ketua Umum Ade Alkausar yang baru dimisioner angkat bicara terkait dengan syarat yang di ajukan peserta, dengan mentafsilkan adanya calon ketua DPD yang sudah kawin seraya mencalonkan diri ketua DPD IMM di Forum Musyda dilangsa, dan dirinya juga tidak setuju tentang usulan peserta itu, menurutnya hal itu akan mencidrai ekspresi kader IMM itu sendiri. dalam forum tertinggi ditingkat cabang itu ketua dimisioner terkesan dan jelas-jelas membela salah satu calon, bahkan mengancam forum jika usulan dirinya tidak diakommodir bubarkan saja musyab ini, padahal selaku ketua umum yang baru dimisioner tidak berhak membela salah satu calon dirinya harus berskiap independent.
Karena forum sudah tidak lagi steriil Panitia pemilihan mengabil kebijakn untuk melakukan poting suara, setelah melakukan poting terhitung suara terbanyak tetap sepak dengan syarat tambahan, dan panlih memutuskan dengan ketukan palu satu kali sebagai bentuk sudah diputuskan, ketua umum dimiioner melontarkan kata-kata yang kurang asaz ekualitas kepada panlih saat itu, dan terjadi pembantingan meja dan adu argumen.  Dan pada saat itu karena tidak menerima keputusan peserta dan keputusan panlih, Calon ketua umum IMMawan Ikhsan yang ikut serta mengundurkan diri sebagi calon ketua sekaligus sebagai kader IMM Abdya.
Akibat dari adu argumen dan pembantingan meja forum kacau dan ada beberapa meja pecah akibat eksperi kemarahan dari peserta pendukung syrarat dimaksud dan peserta yang tidak setuju, akhirnya panitia pemilihan melanjutkan dan mengumumkan bahwah IMMawan Julida Fisma sah Terpilih sebagi ketua umum PC IMM Abdyaperiode 2011 2012 secara aklamasi.   
Dalam forum Resmi IMM pandangan adu argumen dan banting membanting meja itu adalah hal yang biasa-biasa saja, akan tetapi diluar forum para Kader IMM abdya kembali harmonis seperti biasa tanpa ada masalah yang cukup prinsipil.


STRUKTUR PC IMM ABDYA PERIODE 2011 - 2012  

Ketua Umum             : Julida Fisma
Sekretaris Umum      : Ulfan Zauhari
Bendahara Umum    : Erna
Bendahar I                 : Roza Deski

Bidang – Bidang

Bidang kader             :
Ketua                          : Baidullah
sekretaris                    : Hendri Saputra

Bidang Hikmah         :
Ketua                          : Zulfahmizar
Sekretaris                   : Jakfar

Bidang IMMawti       :
Ketua                          : Syafrida Syah
Sekretaris                   :

Bidang Hikmah         :
Ketua                          :
Sekretaris                   :
RANCANGAN KERJA CABANG (RAKERCAB)
            Setelah terpilih dan tersusunnya formatur satu minggu paca musyab, saat itu juga badan pengurus harian pimpinan cabang ikatan mahasiswa muhammadiyah baik ketua umum dan ketua bidang merumuskan tentang kebijakan dan program jangkan pendek,menenga dan panjang.
            Sebenarnya rancangan kerja itu tersusun dalam kegiatan serimoni pelantikan badan pengurus harian yang baru terpilih, namun karena keterbatasan anggaran BPH PC yang baru terpilih menjalankan rancangan kerja seperti apa adanya tanpa adnya pelantikan dan Alhamdulillah raker berjalan dengan baik.

ARAH PERGERAKAN IMM ABDYA SAAT ITU.
Baru telipilnya sebagai ketua tentunya arah dan kebijakanya masih terombang ambing, sekalipun pogram kerja telah tersusun rapi, akan tetapi hanyan masih dalam bentuk tulisan yang tersimpan dalam lemari karena belum bisa terimplementasikan, untuk melengkapi hal tersebut, kader ikatan mahasiswa muhammadiyah mencoba menbangun komunikasi yang intesif guna unuk memberikan masukan agara porgan-pogram yang tersusun bisa jalan seperti yang diharapkan.
Ada beberapa tawaran dari alumni IMM abdya saat itu, yang pertama membenai persolan internal badan pengurus harian pimpinan dari Level Cabang hingga ke pimpinan komisariat, setelah internal kuat dan barisan sudah menyatu tentu Ikatan akan semakin kuat. Kemudian adanya usulan untuk menghidukan diskusi diskusi, dan bedah buku bsecara bersama, selain itu juga ada tawaran untuk melaksanakan perkaderan.
Setelah mendapatkan sejuta pengalaman yang berharga dari alumni ikatan mahasiswa muhammadiyah padaa saat itu,  Badan pengusur harian pc mencoba mengimplmentasikan apa-apa yang bisa diterima, tentunya tidak semua tawaran diakomodir dan dijalankan, akan tetapi tawaran-tawan yang rasional dan mengarah keperbaikan, dari hasil diskusi dan rapat memutuskan 6 bulan pertama, sepakat dengan penguatan internal dan bulan ketujuh dan selanjutnya orientasinya tataran action.
Waktu terus berjalan, saat itu masa kepemimpinan hampir menjelang 6 bulan, kegiatan pengutan internal terus dilakukan seperti diskusi, bedah buku, dikpol dan lain lain yang telah terjadwalkan tiga hari sekali dengan menghadirkan Kanda – kanda Alumni IMM Aceh Barat Daya, Seperti Kada Arqam M.hus, atau sering di pangil kanda Dea, beliau selaku Sekretaris Umum dan Ketua Bidang Hikmah DPD IMM Aceh, kemudian Kanda Afdhal Jihad, selaku Ketua Umum DPD IMM aceh, dan Kanda Zulfakriadi salah seorang kader yang memprakarsai kelahiran IMM Abdya, dan juga manta Petingi-petingi IMM Lainnya Seperti  Kanda Saiful Azmi (Mantan Ketua Umum PC.IMM Abdya) Ivandi Akmal (Mantan Ketua Umum PC IMM Abdya) Kanda Fajar (Ketua Bidang Dakwah PC IMM Abdya). Bahkan setiap tokoh dan ayahnada pimpinan daerah juga diikutsertakan dalam pembenahan internal IMM Aceh Barat Daya.
Setelah adanya kekuatan internal jelang bulan ke 7 Pimpinan Cabang IMM Abdya, sudah mulai mengeluarkan ide – ide cerdasnya, diantaranya : Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aceh Barat Daya Harus dikuasai oleh kader IMM, Terkait dengan kondisi sosial,politik, penguasaan media dan lain-lainya.

SRATEGI DAN TAKTI (STRATAK)
PIMPINAN CABANG IMM ABDYA
            Untuk mempengaruhi kebijakan public tentu tidak semudah menuangkan air dalam gelas, akan tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan namun butuh proses dan waktu, Sehingga lahir sebuah ide tentang strategi dan taktik Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Barat Daya.
            Pada saat itu situasi dan kondisi di Kabupaten Aceh Barat Daya yang berjulukan Nagari Breuh Sigupai jauh berbeda dengan kabupaten - kabupaten tetangga seperti kabupaten induk sekalipun, baik ditinjau dari Bidang Agama, Sosial, pendidikan dan politik dan lain-lain, cendrung berwarna sehingga dengan kondisi dan situasi yang demikian menyebabkan pimpinan cabang ikatan mahasiswa muhammadiyah di hadapkan oleh persoalan-persoalan yang terjadi sehingga imm harus benar-benar jeli dan hati – hati dalam menyikapi serta mengambil kebijakan atas perkembang isu yang sedang terjadi.
            Dipertengahan jalannya roda kepemimpinan organisasi imm aceh barat daya saat itu, memutuskan dan memilih untuk menyikapi persoalan yang terjadi dibidang sosial dan kemasyarakatan, sederentetan isu - isu sentralpun berkembang bak jamur yang hidup dimusim hujan terkait adanya rumah miskin yang tidak layak huni, akses jalan yang susah dalam perdesaan serta belum masuknya aliiran listrik di perparah lagi dengan  kondisi masyarakat aceh barat daya yang taraf kehidupan  masih tergolong dibawah Garis kemiskinan dan dibawah ekonomi tingkat menengah kebawah.
Sederentetan isu itu pun terhimpun dalam terkumpul dalam bentuk data, sehingga menjadi sebuah landasan dalam melakukan advokasi sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat. Tentunya untuk melakukan advokasi terkait dengan segudang persoalan tersebut tidak serta merta langsung di lakukan akan tetapi harus berbasi pada bukti dan fakta dilapangan, untuk memperoleh data dimaksud setiap kader IMM Abdya cara turun langsung cross chek kelapangan, berkat tekat yang baik dan pemupukan kebersamaan yang selama ini menjadi bangun Kristalisasi pergerakan alaham dulillah data –data itu pun berhasil dikumpulkan. setelah data terkumpul semua, kemudian baru adanya sebuah kajian dan diskusi terkait dengan semua data yang telah dihimpun. dengan melibatkan setiap seluruh kader imm abdya  sehingga dalam memahami setiap isu yang akan diangkat seluruh kader imm bisa memahaminya.
             

Komentar Anda Disini !

Copyright © 2010 - Abdyanews
Designed By Xplory Design